Contoh-contoh Pengambilan Keputusan
Keputusan
adalah hasil pemecahan masalah yang dihadapinya dengan tegas. Suatu keputusan
merupakan jawaban yang pasti terhadap suatu pertanyaan. Keputusan harus dapat
menjawab pertanyaan tentang apa yang dibicarakan dalam hubungannya dengan
perencanaan. Keputusan dapat pula berupa tindakan terhadap pelaksanaan yang
sangat menyimpang dari rencana semula. [1]
dan Pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan yang sistematis tehadap
hakikat alternative yang dihadapi dan mengambil tindakan yang menurut
perhitungan merupakan tindakan yang paling tepat.[2]
Strategi
Pengambilan Keputusan menurut Irving dibagi atas 6 macam:
a. Optimasi
dan Resiko Sub-optimasi:
Menjelaskan
mengenai strategi optimasi sebagai suatu tujuan untuk memilih tindakan yang
memberikan hasil paling tinggi. Strategi semacam ini memerlukan nilai, dalam
terminologi manfaat dan biaya dari masing-masing alternatif yang dipilih
sebagai pembanding. Untuk mengambil suatu keputusan dengan strategi optimasi
dibutuhkan waktu dan uang yang besar untuk mengumpulkan dan menguji semua
informasi yang sangat banyak. pendekatan ini masih kerapkali dianggap sebagai
pendekatan yang cukup ideal.
b. Kepuasan
(Satisficing):
Hipotesis
yang paling mempengaruhi para administrator dalam pengambilan keputusan telah dirumuskan oleh Herbert Simon (1976).
Para pengambil keputusan, menurut Simon,cenderung memilih kepuasan, daripada memaksimalkan; ia melihatnya suatu
tindakan “cukup baik” telah memenuhi suatu keputusan yang diperlukan. Simon
berargumentasi bahwa strategi pendekatan
kepuasan telah sesuai dengan sifat keterbatasan manusia dalam memproses
informasi. Aturan main yang “Sampaikan permasalahan anda kepada ahlinya dan
kerjakan saja apa yang mereka katakan-karena hal tersebut cukup baik”. Maka
konsumen akan merasa puas terhadap apa yang anda lakukan.
c. Kepuasan
berpura-pura (Quasi-satisficing):
Beberapa
orang menggunakan aturan moral sebagai satu-satunya aturan apabila mereka harus
mengambil keputusan untuk menolong seseorang dalam kesulitan/masalah. Schwartz
(1970) menyebut pendekatan ini sebagai “pengambilan keputusan moral”. Sekali
seseorang memutuskan bahwa seseorang membutuhkan pertolongan dan melihat ada
suatu cara untuk dapat menolongnya, ia biasanya langsung mengambil tindakan
tanpa terlebih dahulu melihat bahwa ada cara lain untuk dapat menolongnya.
sangat jelas bahwa pilihan yang didasarkan pada strategi quasi-kepuasan sangat
berhubungan dengan aturan pengambilan keputusan yang sederhana, yang dapat
menghasilkan tindakan yang diinginkan atau tidak diinginkan masyarakat.
d. Eliminasi
dengan Aspek:
Pendekatan
eliminasi digunakan untuk proses yang optimis dan cepatdalm memilih sejumlah alternatif yang tersedia.
Pengambil keputusan melakukannya secara eksekusi, dimulai dari persyaratan yang
paling penting hingga persyaratan paling kecil. Semua alternatif yang tidak
memenuhi persyaratan ini dihilangkan, dan proses eliminasi dilanjutkan hingga
tersisa hanya satu pilihan alternatif.
e.
Incrementalism and Muddling Through:
Baybrooke dan Lindblom
(1963) menganggap strategi incremental
muddling-through sebagai suatu tipe proses pengambilan keputusan dari
kelompok perkumpulan pluralistic. strategi incremental muddling through adalah teknik yang diharapkan oleh
orang yang malas atau lambat berpikir. Tetapi Braybrooke dan Lindblom melihat
hal tersebut sebagai metoda dengan mana badan pengambil keputusan sosial,
bertindak sebagai koalisi dari kelompok yang tertarik dapat secara efektif
membuat keputusan secara kumulatif dan akhirnya menjadikan suatu keputusan
kompromi yang dapat dikerjakan (workable
compromise). Lindblom dan asosiasinya beragumentasi bahwa keputusan
incremental sebagian besar didasarkan pada kriteria konsensus, daripada
didasarkan pada nilai nyata yang diakibatkan oleh isu-isu, bisa pula
mengabaikan kejahatan sosial tidak demokratis, atau pengambilan keputusan
terpusat.
f.
Mixed Scanning :
Strategi Mixed Scanning terdiri atas dua
komponen, yaitu:
(1) beberapa ciri dari strategi optimasi
dikombinasikan dengan strategi eliminasi aspek digunakan sebagai dasar
kebijakan keputusan dan merupakan arah kebijakan dasar
(2) proses secara incremental (didasarkan
atas bentuk sederhana dari strategi kepuasan) diikuti dengan keputusan minor
setelah arah kebijakan dasar ditentukan.
Etzione menggunakan
istilah “scanning” berdasarkan
referensi penelitian, pengumpulan, prosesing, evaluasi, dan pembobotan informasi
dalam proses pembuatan pilihan.
Ketika ia mengumpulkan
informasi, seberapa detil ia (pengambil keputusan) akan memerlukan, dan
seberapa komplit ia harus mengenali langkah-langkah alternatif. Uraian Etzioni
tentang strategi mixed scanning meliputi
sejumlah aturan untuk mengalokasikan sumber daya untuk scanning jika seorang pengambil kebijakan menghadapi krisis yang
membuat ia merealisasikan bahwa kebijakan yang dibuat sebelumnya harus direview dan diubah.
Tipe pengmbilan keputusan
1.
Keputusan
terprogram/keputusan terstruktur :
keputusan yang berulang
ulang dan rutin, sehingga dapt diprogram. Keputusan terstruktur terjadi dan
dilakukan terutama pd manjemen tkt bawah. Pengambilan keputusan terprogram akan
berlangsung dengan efektif apabila empat criteria dasar dipenuhi :
Ø Tersedia waktu dan dana
yang memadai untuk pengumpulan dan analisis data.
Ø Tersedia data yang bersifat
kuantitatif.
Ø Kondisi lingkungan yang
relatif stabil, yang didalamnya tidak dapat tekanan yang kuat untuk secara cepat
melakukan penyesuaian-penyesuaian tertentu terhadap kondisi yang selalu
berubah.
Ø Tersedia tenaga trampil
untuk merumuskan permasalahan secara tepat, termasuk tuntutan operasional yang
harus dipenuhi.
2.
Keputusan setengah terprogram
/ setengah terstruktur
keputusan yg sebagian dpt diprogram,
sebagian berulang-ulang dan rutin dan sebagian tdk terstruktur. Keputusan ini
seringnya bersifat rumit dan membutuhkan perhitungan serta analisis yang
terperinci.
3.
Keputusan tidak
terprogram/ tidak terstruktur
keputusan yg tidak terjadi berulang-ulang dan tidak selalu
terjadi. Keputusan ini terjadi di manajemen tingkat atas. Informasi untuk pengambilan keputusan tdk
terstruktur tdk mudah untuk didapatkan dan tdk mudah tersedia dan biasanya
berasal dari lingkungan luar. Pengalaman manajer merupakan hal yg sangat
penting didalam pengambilan keputusan tdk terstruktur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar